Esensi Sebenarnya dari Trend Following: Melampaui Euforia Pasar

Pahami makna sejati trend following — bukan sekadar memburu saham yang naik. Pelajari bagaimana volatilitas dan fase akumulasi membentuk tren yang kuat dan berkelanjutan.

TREND FOLLOWING TIPS

Muhammad Faisal

11/11/20252 min read

Dalam dunia trading saham, tidak jarang para pelaku pasar terbawa arus euforia sesaat—memburu saham-saham yang muncul di daftar top gainers atau yang naik dua digit dalam satu sesi perdagangan. Praktik seperti ini sering kali disalahartikan sebagai trend following, padahal pada kenyataannya lebih mendekati crowd following (ikut-ikutan keramaian) jika dilakukan tanpa pemahaman yang mendalam tentang struktur tren dan dinamika volatilitas. Dari sudut pandang profesional, trend following sejati bukan sekadar “membeli yang sedang naik”, melainkan tentang mengidentifikasi tren yang sehat, terkonfirmasi, dan berkelanjutan—serta memahami perilaku harga yang mendasarinya.

Salah satu konsep penting dalam memahami tren adalah volatility clustering. Fenomena ini menunjukkan bahwa periode dengan volatilitas tinggi cenderung diikuti oleh periode volatilitas tinggi lainnya. Dengan kata lain, ketika sebuah aset baru saja mengalami lonjakan tajam, peluang untuk terjadi pergerakan besar dalam beberapa hari berikutnya masih tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, stop loss perlu ditempatkan lebih lebar agar tidak mudah tersentuh oleh fluktuasi harga yang liar. Namun, stop loss yang lebih lebar berarti ukuran posisi (position size) harus diperkecil untuk menjaga risiko tetap terkendali—yang pada akhirnya memperkecil rasio imbal hasil terhadap risiko (reward-to-risk ratio).

Pendekatan Profesional: Masuk Saat Volatilitas Rendah
Konsep Kunci: Volatility Clustering

Trader trend follower berpengalaman justru mengambil pendekatan yang berlawanan: mereka fokus pada periode volatilitas rendah, terutama di tahap awal pembentukan tren—fase yang sering disebut sebagai stealth phase.

Pada fase ini, para pemain institusional (big money) mulai melakukan akumulasi secara bertahap, dengan hati-hati agar tidak menggerakkan harga terlalu agresif. Karena pergerakan harga relatif stabil, stop loss dapat ditempatkan lebih ketat, memungkinkan ukuran posisi yang lebih besar tanpa meningkatkan risiko total. Saat tren berkembang dan beralih dari underreaction menuju overreaction, tekanan beli meningkat, menciptakan momentum yang berkelanjutan.

Pendekatan ini membuka peluang imbal hasil yang jauh lebih besar dibandingkan dengan masuk saat euforia pasar sedang memuncak. Dengan memosisikan diri lebih awal, trader berpotensi meraih keuntungan bukan hanya dua atau tiga kali lipat dari risiko awal, tetapi bisa berkali-kali lipat—menunggangi seluruh siklus tren, dari fase akumulasi hingga fase mania.

Inilah esensi sejati dari trend following: mengantisipasi gelombang sebelum pecah, bukan berebut naik ketika ombak sudah tinggi.

Crowd following vs. trend following → Memburu saham top gainer tanpa konteks berarti mengikuti keramaian, bukan mengikuti tren.

Volatility clustering itu penting → Volatilitas tinggi cenderung diikuti volatilitas tinggi; stop loss lebar berarti ukuran posisi kecil dan rasio risiko-imbal hasil yang lemah.

Stealth phase adalah fase krusial → Tren awal terbentuk di saat volatilitas rendah, ketika pemain besar mulai akumulasi secara diam-diam.

Profil risiko/imbalan yang lebih baik → Kondisi stabil memungkinkan stop loss ketat, ukuran posisi besar, dan risiko tetap terkontrol.

Trend following sejati → Posisikan diri lebih awal, ikuti seluruh siklus tren, dan tangkap potensi keuntungan eksponensial—bukan euforia sesaat.

Gabung dalam program TrendMatrix, dan pelajari bagaimana membaca struktur tren, mengenali fase volatilitas, serta memaksimalkan potensi profit dari setiap pergerakan pasar. Klik disini!

Key Takeaway